Posts Tagged ‘tmii

14
Mar
09

Taman Akuarium Air Tawar TMII

Tahun 2007 yang lalu, Shine dan teman-teman diberi tugas oleh dosen untuk mengunjungi tempat-tempat wisata tertentu sebagai bahan ujian tengah cawu mata kuliah Manajemen Pemasaran. Beberapa tempat yang dapat dijadikan pilihan antara lain adalah Sea World Ancol, Ocean Park BSD, dan Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) TMII. Shine dan beberapa teman-teman lain akhirnya memilih TAAT TMII karena selain ga jauh dari rumah Shine, tiket masuknya juga murah ^^.

tmii-akuarium

Sebelum melakukan investigasi lebih lanjut, kita ‘berperilaku’ layaknya pengunjung disana dengan melihat semua jenis akuarium dan ikan yang ditampilkan. Tak lupa juga kita foto-foto layaknya turis lokal, hehe.. sayang fotonya masih di Irwan, Shine lupa terus minta foto-fotonya. Setelah foto-foto, kita agak bingung nih gimana mau cari informasi lain tentang akuarium air tawar, secara humasnya klo ga salah lagi ga ada hari itu.

Jadilah kita semua berinisiatif nanya-nanya pegawai-pegawai di situ seputar TAAT ini. Berhubung pegawainya laki-laki semua n teman-teman Shine yang ikut kesana juga laki-laki semua, pegawainya pertama-tama ga mau ngasih info macem-macem gitu sama temen-temen Shine. Jadilah akhirnya Shine sebagai yang paling ‘cantik’ disana (kekekekk.. emang cewek sendiri!) kebagian tugas untuk mengulik lebih lanjut pengetahuan pegawai disana dengan wawancara lebih mendalam.

Hasilnyaaa… gak mengecewakan dong! Dengan modal murah meriah, kita yang memilih lokasi penelitian di TAAT TMII rata-rata mendapat nilai bagus, Shine juga dapat nilai 100 lowwhh! ^o^

Ini dia sekelumit hasil penelitian kami:

 

TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR – TMII

 

1.      Pada saat Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) didirikan, mereka belum menetapkan segmentasi yang jelas. Setelah TAAT dibuka beberapa lama dan data dikumpulkan, barulah mereka menganalisis segmen-segmen pasar. Jadi, TAAT menggunakan pendekatan post-hoc dalam menentukan segmentasi pasarnya. Berikut ini adalah segmentasi yang akhirnya diambil oleh TAAT:

·         Geographic : Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) didirikan di Jakarta, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tujuan TAAT didirikan di TMII Jakarta adalah untuk menjaring jumlah pengunjung yang lebih banyak, karena hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal TMII.

·         Demographic :

Age: 4-70 tahun (mayoritas adalah anak-anak usia sekolah terutama anak-anak TK dan SD, ada juga rombongan dari panti jompo yang pernah berkunjung ke TAAT)

Family Size : Orang tua dengan 1 atau lebih anak, karena banyak orang tua yang menemani anak-anaknya rekreasi ke TAAT.

Gender : perempuan dan laki-laki

Social Class : Kelas sosial masyarakat yang berkunjung ke TAAT adalah B+ (menengah bagian atas), B (menengah bawah), dan C+ (bawah bagian atas), karena harga tiketnya yang murah (Rp. 10.000 per orang).

Occupation : pelajar (untuk pendidikan dan rekreasi), peneliti (untuk observasi)

Education : siapa saja, tapi 60% dari jumlah pengunjung adalah anak-anak TK sampai SMU. Anak SMU dan mahasiswa menyukai ikan-ikan yang akan digunakan untuk bahan penelitian.

Nationality : kebanyakan adalah turis lokal, ada juga yang berasal dari luar negeri seperti dari Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa, tapi jumlahnya sedikit sekali.

·         Psycographic :

Lifestyle : TMII identik dengan tempat hiburan yang menawarkan konsep edutainment melalui pengenalan kekayaan budaya Indonesia. Begitu juga dengan TAAT yang menggunakan rumah-rumah adat sebagai bentuk dari akuarium standing-nya sesuai dengan asal ikan (catatan: bentuk akuarium dengan atap rumah adat ini baru dibuat 3 tahun yang lalu). Oleh karena itu pengunjung TAAT kebanyakan bersifat culture-oriented.

·         Behavioral :

Occasion : Selain rombongan dari sekolah yang biasanya berkunjung pada hari-hari biasa, pengunjung lain biasanya dating ke TAAT pada saat event-event tertentu, seperti liburan sekolah, hari raya, 1 suro, tahun baru, dan hari kemerdekaan.

Benefits : Pengunjung memilih mengunjungi TAAT karena harga tiket yang murah, dan karena TAAT merupakan satu-satunya Taman Akuarium Air Tawar di Indonesia, dan nomor 2 terbesar di dunia. Mereka dapat mengenal jenis-jenis ikan air tawar terutama dari Indonesia dan beberapa dari negara lain dan dapat melihatnya secara dekat.

User Status : Biasanya anak-anak yang berkunjung kesini baru pertama kali, sedangkan orang-orang dewasa yang mengantarkan anak-anak rata-rata merupakan kunjungannya yang kedua atau lebih.

Usage Rate : rata-rata merupakan light-user, karena mereka jarang sekali berkunjung ke TAAT.

Loyalty Status : menurut saya, apabila pengunjung tersebut bukan merupakan peneliti, mereka kurang tertarik untuk berkunjung kembali ke TAAT.

Readiness Stage : Karena kurangnya promosi yang dilakukan oleh TAAT, maka banyak sekali masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan TAAT. Mereka hanya mengetahui TMII, dan saat di TMII barulah mereka tahu ada TAAT disana (unaware, yang aware hanya sedikit sekali).

Attitude Toward Product : Anak-anak kecil yang berkunjung ke TAAT biasanya sangat antusias, berbeda dengan orang dewasa yang terlihat kurang antusias.

 

  2.      Marketing mix (bauran pemasaran)

Product : Taman Akuarium Air Tawar-TMII Jakarta bertemakan “Indonesia dan Dunia Air Tawar”, memperagakan akuarium air tawar geografik, yang menyajikan simulasi dan replikasi dari ekosistem lahan basah alam asli dan ragam hayatinya. Dengan replika ini diharapkan terciptanya sarana yang dapat memberikan citra atas perairan Nusantara. TAAT adalah satu-satunya Taman Akuarium Air Tawar yang ada di Indonesia. TAAT juga merupakan Taman Akuarium Air Tawar terbesar ke-2 di dunia setelah Amerika. 

TAAT didirikan di atas lahan seluas 5.500 m2 terdiri dari 21 akuarium dinding, 50 lebih akuarium lepas, auditorium (sebagai ruang serbaguna dan tempat pemutaran film documenter tentang kehidupan ikan air tawar), pustaka flora dan fauna, serta museum (berisi ikan-ikan yang diawetkan). TAAT mempunyai sekitar 155 spesies (sudah termasuk spesies-spesies ikan, belut, udang, kura-kura, dan tumbuh-tumbuhan).

Price : Harga tiket sangat murah, yaitu Rp. 10.000 per orang.

Place (distribusi) : TAAT tidak mempunyai penyalur khusus untuk menambah jumlah koleksi ikannya. Ikan-ikan tersebut biasanya merupakan sumbangan dari Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI), hobbies, dan pemerintah-pemerintah daerah.

Promotion : TAAT tidak melakukan promosi secara besar-besaran. TAAT biasanya hanya membuat iklan di media Warta Kota, Pos Kota, dan majalah Samudera. TAAT juga melakukan strategi “jemput bola”, yaitu dengan melakukan promosi ke sekolah-sekolah. Media televisi juga secara tidak langsung berperan dalam mempromosikan TAAT. Media televisi tidak diundang oleh TAAT, tapi media televisi tersebut mengadakan liputan sendiri, biasanya pada hari-hari libur untuk membandingkan jumlah pengunjung antara suatu tempat hiburan dengan tempat hiburan lain, termasuk TAAT.

 

3.      Five Competitive Force

·         Pesaing : Pada saat TAAT dibuka, belum ada pesaing dalam core bisnis yang sama. TAAT adalah Taman Akuarium Air Tawar pertama yang ada di Indonesia.

·         Pendatang baru : TAAT yang berdiri pada 20 April 1994, menghadapi competitor baru beberapa bulan berikutnya, yaitu dengan mulai beroperasinya Sea World di Ancol pada bulan Juni 2004.

·         Produk pengganti : Sea World selain merupakan competitor pendatang baru, juga merupakan produk pengganti untuk rekreasi edutainment yang berhubungan dengan dunia bawah air.

·         Penyuplai : TAAT tidak mempunyai penyalur khusus untuk menambah jumlah koleksi ikannya. Ikan-ikan tersebut biasanya merupakan sumbangan dari Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI), hobbies, dan pemerintah-pemerintah daerah.

·         Pembeli (pengunjung) : Pengunjung yang datang ke TAAT mayoritas adalah rombongan anak-anak TK dan SD. Selain itu juga ada peneliti dan mahasiswa untuk keperluan observasi, dan keluarga.

 

4.      Lingkungan pemasaran (marketing environment):

a.       Lingkungan Makro

·         Lingkungan demografis: (sama seperti nomor 1)

·         Lingkungan ekonomi: Harga tiket sangat murah, yaitu Rp. 10.000 per orang. Sehingga masyarakat dengan social class B+ (menengah bagian atas), B (menengah bawah), dan C+ (bawah bagian atas), lebih memilih berekreasi ke sana daripada tempat lainnya yang sejenis (Sea World) yang harga tiketnya lebih mahal.

·         Lingkungan natural: Berbagai spesies air tawar didatangkan langsung dari tempat asalnya, untuk kemudian dirawat, dibudidayakan, dan dipamerkan kepada pengunjung TAAT.

·         Lingkungan teknologi: Untuk membuat replika ekosistem lahan basah, digunakan atap polycarbonate, agar suhu sesuai dengan tempat asli ekosistem lahan basah di kawasan tropis.

·         Lingkungan politik-legal: Telah sejak lama para anggota PIHI (Perhimpunan Ikan Hias Indonesia) mempunyai gagasan perlu adanya sebuah akuarium air tawar. Kemudian atas restu Ibu Tien Soeharto, akuarium air tawar tersebut telah menjadi kenyataan dengan dibangunnya TAAT-TMII. Lahan TAAT diberikan oleh pemerintah, yang kemudian dalam pengoperasiaannya dilakukan secara swakelola oleh TAAT sendiri.

·         Lingkungan cultural: TMII identik dengan tempat hiburan yang menawarkan konsep edutainment melalui pengenalan kekayaan budaya Indonesia. Begitu juga dengan TAAT yang menggunakan rumah-rumah adat sebagai bentuk dari akuarium standing-nya sesuai dengan asal ikan.

b.      Lingkungan Mikro

·         Company’s Internal Environment : Bagian promosi tidak begitu aktif dan tidak percaya diri akan produknya dalam mengadakan promosi. Ketika saya akan berkunjung ke TAAT, saya menelepon ke bagian promosi, dan yang mengejutkan adalah bahwa orang di bagian promosi itu tidak antusias dan terkesan takut dengan akan kedatangan mahasiswa S2 jurusan Magister Management. Malah ia mengusulkan agar saya mencara tempat lain untuk diteliti.

·         Supplier : TAAT tidak mempunyai penyalur khusus untuk menambah jumlah koleksi ikannya. Ikan-ikan tersebut biasanya merupakan sumbangan dari Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI), hobbies, dan pemerintah-pemerintah daerah.

·         Marketing Intermediaries : TAAT beroperasi secara swakelola, karena jumlah pengunjung yang tidak begitu banyak, maka TAAT tidak mampu untuk melakukan promosi.

·         Customer: Pengunjung yang datang sebanyak 60% adalah rombongan anak-anak usia sekolah, mayoritas adalah rombongan dari TK dan SD. Ada juga keluarga, orang tua yang mengantarkan anak-anaknya rekreasi ke sini, dan para mahasiswa dan peneliti.

·         Competitors: TAAT menghadapi saingan berat, yaitu Sea World, karena Sea World mempunyai desain tempat, ruangan, dekorasi, dan tata letak yang lebih menarik daripada TAAT. Hal itu disebabkan karena Sea World memiliki modal yang lebih besar daripada TAAT.

 

5.      Product Life-Cycle: Saat ini TAAT berada pada Shakeout Stage. Jumlah pengunjung yang semakin berkurang menurut saya disebabkan karena beberapa hal. Yang pertama adalah karena dekorasi atau kemasan TAAT yang tidak menarik. Pencahayaan ruangan kurang, pencahayaan akuarium (display) juga kurang menarik, tempat kotor dan kurang terawat, mascot yang tidak menarik, tidak ada brand image yang tidak menarik, dan kurangnya promosi.




Kategori

April 2024
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Blog Stats

  • 64.665 hits

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 3 pelanggan lain